Senin, 16 Agustus 2010

Wong Fei Hung

Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China . Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung dimainkan oleh aktor terkenal Hong Kong , Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung? 

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga imej kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab- kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong. Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu penrubatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik perubatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu perubatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong. Pesakit klinik keluarga Wong yang meminta bantuan perubatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar kos perubatan.

Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pesakit yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah memilih bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pilih kasih. Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch'in yang rasuah dan penindas. Dinasti Ch'in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mula mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarnya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung berjaya melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang menjadi lagenda. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, abang seperguruan Luk Ah-Choi.

Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang terlepas dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch'in pada 1734. Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch'in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea ).

Jika saja pemerintah Ch'in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepun), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu nescaya akan berjaya mengusir pendudukan Dinasti Ch'in. Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli perubatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berjaya mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus.

Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berjaya menewaskan lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karana ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras. Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton . Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena isteri-isterinya meninggal dalam usia pendek.

Setelah isteri ketiganya meninggal, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat.

Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya. Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad'afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.

Wong Fei-Hung meninggal dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amiin.

Rabu, 11 Agustus 2010

Rindu

Aku benar benar merindukanmu
Tak tersingkap dengan kata
tak tersikap dengan makna

Aku tertunduk lesu memandang diri
yang terkoyak oleh laksana pisau belati

Rindu ini benar benar menyakiti
Karena batin ini sadar dirimu tak kan pernah termilik.

Darah yang mengalir ini mendidih
Tatkala kebisuan menertawai
seolah bahagia dan tak ingin melepaskan rantainya dari batinku.

Biarkan,.
lewat semesta Kukatakan..

Aku Tak kan pernah menyesal telah menginginkanmu
Meski raga tak bisa mendampingi
Tapi tetap Dia yang terpilih

Ya... Hanya Dia

Sahabat

Ku rindu senyummu yang sanggup redakan rasa sedihku
Ku rindu pelukanmu tuk rangkul aku dalam keterpurukanku

ku ingat saat ku menangis dalam pangkuanmu
Kau ikut menangis dalam duka batinku
Kau rangkuh aku dalam kesabaranmu
Kau beri aku senyum yang usir segala kegalauanku.

Tapi semua kini tampak bias.
Ku rindu masa masa itu.
Saat kau genggam tangan dan hapus air mataku.
Saat Kau lelah dan ku bangkitkan kembali semangatmu

Aku rindu masa kebersamaan kita dulu.
Entah Ku kecup dimana lagi kebahagiaan yang memancarkan cinta
Kini semua sudah layu di renggut zaman
yang terus berubah dan di ubah

Kini batinku kembali pilu,
Tapi aku tak lagi memilikimu tuk rangkuhkan galauku.
Kemana harus kucari tempat tuk berteduh dari derasnya hujan
yang menggelapkan hatiku?!


Aku rindu padamu sahabatku
Aku rindu semua yang ada pada dirimu!!

Ana Uhibbuki Fillah....!!

Untuk Habbibana Anis Al Habsyi

Ragaku memang tak pernah bertemu wujud mu
tapi hatiku merasa begitu lekat denganmu.
Batinku merasa telah mengenalimu
Dekat.. sangat dekat!
entah di dunia yang mana?!

Sosok yang nyata begitu bersahaja
tapi tetap berwibawa
telah menarik hati tuk akui keistimewaannya.

Hanya dari senyuman,
beliau hidup dihati para pengagumnya
Hanya dengan senyuman,
beliau hilangkan duka dan gundah dalam lara.
Hanya lewat senyuman,
Beliau isi kehidupan dengan pembelajaran

Senyummu adalah kehidupanku
senyummu adalah kekuatanku
Senyumanmu adalah cahayaku
Dan senyummu adalah sumber inspirasiku.

Ya Habbibana,terimalah salam rindu dari sang pencintamu
Rindu yang seolah Tak bertepi.
Ya Habibana, dimana kan kucari wujud sepertimu
sosok yang begitu tenang dan memancarkan cahaya
Sosok yang begitu sederhana dan mau merangkul semua kalangan

Tak perlu banyak waktu tuk akui kesederhanaanmu
Yang diselimuti pesona dan kharisma
Yang Sanggup menyihir jiwa ragaku

Ya Habbibana... Aku merindukan senyumanmu.

Ya Habbibana,. Ana Uhibbuka Fillah

Fatimah dan Ali

Terbayang diriku tentang indahnya pernikahan
Yang terajut bukan hanya karena cinta, tapi juga karena Allah.

Aku ingin...
Menjalin rasa dengan seseorang yang mengajarkanku arti kehidupan
Batinku merindu..
Pernikahan yang terajut seperti Fatimah dan Ali,
Yang hidup dalam kesederhanaan  tapi tetap penuh dengan ketawadhu'an,
Yang hidup dalam keterbatasan tapi tetap penuh dengan kebahagiaan,

Aku ingin merajut cinta dengan sederhana,
Sesederhana cinta ku padamu
Tak penuh ilusi, hanya ada cinta yang abadi, atas nama Ilahi...

Aku ingin hidup seperti Fatimah dan Ali
Yang meski hanya memiliki dua anak
tapi tetap mampu menghasilkan keturunan yang baik dan mulia.
serta banyak pula..

Aku rindu hidup seperti Fatimah dan Ali,
Yang sabar dengan segala keterbatasan
tapi tetap memiliki kedermawanan

Aku iri dengan Fatimah, yang mampu tersenyum dalam kodisi yang terhimpit
AKu iri pada Ali, yang tetap setia mendampingi istri tanpa kehilangann arti kewibawaan
Aku iri pada kisah kasih mereka dan aku ingin seperti mereka.

Dan aku mampu membayangkan kehidupan semua itu,
bersamamu.... hanya bersamamu!!!!

Jumat, 06 Agustus 2010

Wasiat Nasehat Syekh Abul Hasan Ali Asy Syadzili

• Jika Kasyaf bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunah, tinggalkanlah Kasyaf dan berpeganglah pada Al Qur’an dan Sunah. Katakan pada dirimu : Sesungguhnya Allah swt menjamin keselamatan saya dalam kitabnya dan sunah Rasulnya dari kesalahan, bukan dari Kasyaf, Ilham, maupun Musyahadah sebelum mencari kebenarannya dalam Al Qur’an dan Sunah terlebih dahulu.

• Kembalilah dari menentang Allah swt, maka engkau menjadi Ahli Tauhid. Berbuatlah sesuai dengan rukun-rukun Syara’, maka engkau menjadi Ahli Sunah. Gabungkanlah keduanya, maka engkau menuju kesejatian.

•Jika engkau menginginkan bagian dari anugerah para wali,berpalinglah dari manusia kecuali dia menunjukkanmu kepada Allah dengan cara benar dan tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunah.

• Seandainya kalian mengajukan permohonan kepada Allah swt, sampaikan lewat Imam Abu Hamid Muhammad Al Ghazali. Kitab Ihya Ulumuddin Al Ghazali mewariskan Ilmu; sedangkan Qutub Qulub Al Makki mewariskan cahaya kepada kalian.

• Ketuklah pintu zikir dengan hasrat dan sikap sangat membutuhkan kepada Allah swt melalui kontemplasi, menjauhkan diri segala hal selain Allah swt. Lakukanlah dengan menjaga rahasia batin, agar jauh dari bisikan nafsu dalam seluruh nafas dan jiwa, sehingga kalian memilki kekayaan rohani. Tuntaskan lisanmu dengan berzikir, hatimu untuk tafakur dan tubuhmu untuk menuruti perintah-Nya. Dengan demikian kalian bisa tergolong orang-orang saleh.

• Manakala zikir terasa berat di lisanmu, sementara pintu kontemplasi tertutup, ketahuilah bahwa hal itu semata-mata karena dosa-dosamu atau kemunafikan dalam hatimu. Tak ada jalan bagimu kecuali bertobat, memperbaiki diri, hanya menggantungkan diri kepada Allah swt dan ikhlas beragama.

• Orang yang berakal adalah orang yang dapat memahami apa yang diinginkan Allah swt darinya. Dan yang diinginkan Allah swt dari hambanya-Nya dalam memperoleh nikmat, bencana, melaksanakan ketaatan atau terjerumus dalam kemaksiatan ada empat hal :
1. Jika engkau memperoleh nikmat, maka Allah swt mengharuskanmu untuk bersyukur.
2. Jika kau ditimpa bencana, Allah swt memerintahmu ( mensyariatkan ) untuk bersabar.
3. Jika Allah swt memberimu taufik untuk taat, Allah swt memerintahkanmu ( mensyariatkanmu ) untuk syuhudul minnah dan meyakini bahwa Allah swt lah yang memberikan taufik.
4. Dan jika kau bermaksiat, maka Allah swt mensyariatkanmu untuk bertobat dan berinabah kepada-Nya. Barangsiapa memahami tujuan empat hal perlakuan Allah swt ini, maka ia Dekat dengan hal-hal yang dicintai Allah swt dan dia adalah hamba sejati, Sebagaimana sabda Rasulullah saw : Barangsiapa diuji dengan bencana kemudian bersabar, diberi nikmat kemudian bersyukur, berbuat zalim kemudian meminta maaf dan dizalimi kemudian memaafkan……Rasulullah saw diam, Para Sahabat bertanya, "Apa yang ia peroleh, wahai Rasulullah saw?"Rasulullah saw bersabda : "Mereka itulah orang-orang yang memperoleh keselamatan dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk."( QS.Al-An'am,6 :82 )

Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahr Al-Jufri

Seorang hamba dituntut untuk meminta kepada Tuhannya agar dapat melihat kebaikan-kebaikan para makhluk-Nya, juga agar dapat menutupi aib-aib mereka.Jika ia telah menyaksikan kebaikan-kebaikan mereka, maka ia akan berprasangka baik (husnuddhon) kepada mereka.Jika ternyata ia belum melaksanakan kebajikan yang telah mereka lakukan, maka hendaknya ia berusaha dengan sungguh-sungguh, dan bertawajjuh kepada Allah agar Ia menganugerahkan kebaikan-kebaikan itu kepadanya, karena ia tidak akan memperoleh apa pun kecuali dengan pertolongan Tuhannya. Dengan berbuat demikian, Allah akan memudahkan dan menyampaikannya pada kebaikan tersebut. Karena barang siapa memohon pertolongan kepada Allah,niscaya ia akan diberi petunjuk ke jalan yang lurus.

•“Kalian semua sesat kecuali yang telah Kuberi petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, nanti Aku akan memberi petunjuk kepada kalian.” (HR Muslim, Turmudzi, Ibnu Majah, Ahmad, baihaqi dan Darimi)

•Jika kebaikan yang ia miliki ternyata lebih baik dan lebih sempurna, maka hendaknya ia meminta agar Allah menambah kebaikannya, bersyukur atas taufik yang diberikan Allah kepadanya, dan bersyukur karena Allah telah mengkhususkannya untuk memperoleh kebaikan itu. Jika ia berbuat demikian, ia akan memperoleh kebaikan tambahan.

• Jangan sampai kebaikan itu membuatnya merasa ujub (berbangga diri). Jangan sampai ia memandang dirinya lebih baik dari yang lain, jangan sampai karunia yang diberikan Allah kepadanya menimbulkan perasaan sombong. Karena, sesungguhnya dirinya dan juga orang lain berada dalam tawanan kekuasaan dan kehendak Allah. Ia seharusnya merasa takut jika suatu waktu Allah mencabut kebaikan-kebaikannya kemudian memberikannya kepada orang-orang lain, dan sebagai gantinya, ia melaksanakan keburukan-keburukan mereka.

•Jika Allah menunjukkan keburukan seseorang, maka ia dituntut untuk berakhlak dengan akhlak Tuhannya Yang Maha Pengasih, yakni mengasihi mereka dan menutupi aib-aibnya. Karena sesungguhnya keburukan yang Allah tampakkan adalah rahasia yang dipercayakan Allah kepadanya dengan tujuan agar ia dapat menyimpan rahasia itu, kemudian dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut memberikan nasihat kepada orang itu, atau melalui sindiran, atau dengan cara lain yang baik sebagaimana teguran Rasulullah SAW kepada para sahabatnya:” Mengapa sekelompok orang berbuat demikian, hendaknya mereka menghentikan perbuatannya.”

Wasiat Sayyidina Imam Ali Zainal Abidin RA

• “Semoga Allah SWT melindungi kami dan kalian dari tipu daya orang-orang zalim, kedzaliman para penghasut dan paksaan para pemaksa. Wahai orang-orang Mukmin, janganlah kalian tertipu oleh para thagut, penguasa zalim, pencari dunia yang hatinya dirasuki kecintaan kepada dunia, dan selalu menginginkan kenikmatan tiada nilai serta kelezatan dunia yang cepat berlalu. Aku bersumpah demi jiwaku, dimasa lalu, kalian telah melewati beberapa kejadian dan melalui beberapa fitnah dengan selamat, sementara kalian selalu menjauh dari orang-orang sesat, para pembuat bid’ah dan perusak di muka bumi. Maka kini mohonlah pertolongan Allah SWT dan kembalilah taat kepada Allah SWT dan kepada Wali Allah SWT yang lebih layak daripada para penguasa.”

• “Dahulukanlah perintah Allah SWT dan ketaatan kepada orang yang telah diwajibkan oleh Allah SWT dari segala sesuatu dan selamanya dalam semua urusan. Janganlah kalian mendahulukan ketaatan kepada para thagut yang tertipu oleh dunia yang semu, daripada ketaatan kepada Allah SWT. Berhati-hatilah, jangan bergaul dengan para pendosa dan orang-orang yang tercemar maksiat. Berhati-hatilah bekerja sama dengan orang-orang zalim dan berdekatan atau berhubungan dengan orang-orang fasik. Waspadalah fitnah mereka dan menjauhlah dari mereka. Ketahuilah, barang siapa menentang para wali Allah SWT, mengikuti agama selain agama Allah SWT, dan mengabaikan perintah dan larangan Wali Allah SWT, ia akan masuk neraka, dan tertimpa kobaran api yang menyala-nyala.”

• “Wahai nafsu hentikanlah kecondonganmu kepada dunia dan kecenderungan untuk meramaikannya, tidaklah engkau menjadikan sebagai pelajaran terhadap para pendahulumu yang telah ditelan bumi serta para sahabatmu yang telah membuatmu bersedih karena kepergiannya, demikian juga kawan-kawanmu yang telah berpindah kedalam tanah, mereka sekarang telah berada di dalam perut bumi, dibalik permukaannya, kebaikan-kebaikan mereka ikut lebur menyatu didalamnya , sudah berapa banyak manusia – manusia yang telah dibinasakan ole kekejaman masa dari abad ke abad, serta berapa banyak manusia-manusia yang telah dirusak oleh bumi dengan bencana-bencananya, lalu mereka ditenggelamkan di dalam gumpalan tanahnya, dari berbagai jenis manusia yang pernah engkau ajak bergaul dan kemudian mereka kamu antarkan ke dalam kuburnya.”

• “Betapa banyak manusia yang telah ditipu oleh dunia dari mereka yang justru mendiaminya, dan betapa banyak manusia yang telah dibanting oleh dunia dari mereka yang justru menempatinya, lalu dunia itu tidak mau mengangkatnya lagi dari keterpelesetannya, tidak menyelamatkannya dari kebinasaannya, tidak menyembuhkan dari kepedihannya, tidak membebaskannya dari penyakitnya dan tidak melepaskannya dari penderitaannya.”

• “Wahai putraku janganlah engkau berteman dengan orang fasik, karena sesungguhnya dia akan menjualmu dengan sesuap makanan atau lebih sedikit lagi dari hal itu yang ia belum memperolehnya, dan janganlah berteman dengan orang bakhil ( pelit ) karena sesungguhnya dia akan mentelantarkanmu di dalam apa yang dia miliki, sedangkan engkau sangat membutuhkannya, serta janganlah kamu berteman dengan seorang pembohong, karena sesungguhnya dia adalah seperti fatamorgana, ia membuat sesuatu yang jauh nampak dekat dihadapanmu dan membuat sesuatu yang dekat nampak jauh dari dirimu, demikian juga orang yang tolol, karena sesungguhnya ia ingin menguntungkan dirimu ( tapi karena ketololannya ) maka ia malah menyengsarakan dirimu, dan jangan pula dengan suka memutuskan tali persaudaraan, karena dia adalah orang yang mendapat laknat di dalam kitabullah, dengan firmannya : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah swt, maka Allah swt menulikan telinga mereka dan membutakan penglihatan mereka.” (Q.S Muhammad :22-23 )

• “Sesungguhnya Allah swt menyukai seseorang yang telah berbuat dosa, lalu bertobat.”

• “Orang yang tidak memerintah terhadap kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah seperti orang yang mencampakkan Kitabullah di belakang punggungnya.”

•”Orang-orang yang menjadi pimpinan para manusia adalah orang-orang yang bermurah hati dan bertaqwa, sedangkan di Akhirat nanti, yang mulya adalah orang-orang ahli agama, ahli keutamaan dan orang ahli ilmu yang bertaqwa, karena sesungguhnya Ulama adalah Ahli waris Para Nabi.”

• “Ada 4 perkara yang barangsiapa memilikinya, niscaya imannya menjadi sempurna, dosa-dosanya diampuni dan ia akan berjumpa dengan tuhannya dalam keadaan ridlo kepadanya, yaitu barangsiapa yang mau menepati karena Allah swt, terhadap apa yang diwajibkan Allah swt atas dirinya untuk para manusia, lisannya selalu berkata jujur kepada para manusia dan ia bersikap malu terhadap segala perbuatan jelek menurut pandangan Allah swt dan para manusia, serta ia selalu berbudi pekerti yang baik kepada para keluarganya.”

• “Amal yang paling utama disisi Allah swt adalah sesuatu yang dilakukan menurut sunnah Rasulullah saw.”

• “Janganlah kamu merasa tidak suka berteman dengan seseorang, meskipun kamu telah mengira bahwa orang ini tidak akan bermnfaat bagi dirimu, karena sesungguhnya kamu tidak tahu kapan kamu akan membutuhkan temanmu itu.”

• “Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemulyaan dan orang yang suka dendam akanmati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan adalah merupakan martabat yang tinggi.”

Wasiat Al Imam Husein bin Ali bin Abi Thalib RA

 • “Kebutuhan orang-orang kepada kalian adalah merupakan nikmat-nikmat Allah swt untuk kalian; maka janganlah bosan terhadap nikmat-nikmat Allah swt itu sehingga ia akan pergi menjauhkan diri.”

• “Orang yang berkeperluan tidaklah berarti memuliakan dirinya dengan tidak meminta kepadamu, maka dari itu muliakanlah dirimu dengan tidak menolak permintaannya.”

• “Sabar adalah mahkota, kesetiaan adalah harga diri, memberi adalah kenikmatan, banyak bicara adalah membual ( omong kosong ), tergesa-gesa adalah kebodohan, kebodohan adalah aib, berlebih-lebihan ( dalam berkata ) adalah kebohongan, berteman dengan orang yang ahli berbuat hina adalah kejahatan dan berteman dengan ahli kefasikan adalah pusat prasangka buruk.”

• “Bilamana dunia dianggap sebagai sesuatu yang sangat berharga,maka sesungguhnya pahala Allah swt adalah lebih berharga dan lebih mulia,Bilamana tubuh ini dirawat hanya untuk menyambut kematian, maka terbunuhnya seseorang dengan pedang di jalan Allah swt lebih utama. Bilamana rizki adalah bagian yang sudah ditentukan, maka sedikitnya keserakahan seseorang dalam berusaha adalah lebih baik. Bilamana harta benda dihimpun hanya untuk ditinggalkan, maka apakah gunanya seseorang pelit terhadap sesuatu yang pasti ia tinggalkan,”

• “Bilamana dirimu digigit oleh kekejaman masa, maka janganlah kamu mengadu kepada manusia. Dan janganlah kamu meminta selain kepada Allah Tuhan yang Maha penolong, yang Maha Tahu dan yang Maha Benar. Karena seandainya kamu hidup dan kamu telah berkeliling dari belahan barat sampai kebelahan timur,maka tentu kamu tidak menemukan seorangpun yang mampu membuat orang lain bahagia atau sengsara.”

Wasiat Imam Ali bin Abi Thalib

•"Kebaikan bukanlah memiliki harta melimpah dan anak banyak. Akan tetapi, kebaikan adalah jika amalmu banyak, ilmumu luas dan engkau tidak menyombongkan diri kepada orang lain dengan ibadahmu kepada Allah swt. Jika berbuat baik, engkau segera bersyukur kepada Allah swt dan jika berbuat buruk segera memohon ampun kepada-Nya. 
Di dunia ini tidak ada kebaikan, kecuali bagi orang berikut : 
1. seorang yang banyak berbuat dosa kemudian bertobat dan memperbaiki segala kesalahannya
2. seorang yang senantiasa bergegas untuk melakukan berbagai amal kebajikan 

•"Ketahuilah! Sesungguhnya kalian akan mati dan setelah itu dibangkitkan. Kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas semua amal kalian, serta mendapatkan balasan yang setimpal. Karena itu jangan tertipu kehidupan dunia. Kehidupan dunia ini penuh ujian, bersifat sementara dan sarat dengan tipu daya. Semua yang berada di dalamnya akan musnah. Para penghuninya pun saling berebut untuk memperolehnya. 

•Ketahuilah! Kalian beserta segala perhiasan kehidupan dunia akan mengalami hal yang sama dengan mereka yang terdahulu, orang-orang yang lebih panjang umurnya dan lebih megah rumahnya. Sekarang jasad mereka telah menjadi tulang belulang, rumah mereka kosong. Mereka berada di kubur yang letaknya dekat dan penghuninya terasingkan. Mereka digerogoti oleh cacing, tertimbun oleh bebatuan dan pasir. 
Bayangkan kalian kelak akan menjadi seperti mereka, tubuh kalian hancur dan sendiri di kubur. Apa yang akan terjadi dengan kalian jika kiamat tiba, semua yang dikubur dibangkitkan dan segala rahasia yang tersembunyi dalam dada dibongkar, pada saat itulah setiap jiwa akan memperoleh balasan sesuai dengan perbuatannya selama hidup di dunia."

•"Hapalkanlah lima hal ini, andaikata kalian menunggang onta untuk mendapatkannya, maka hingga onta itu kurus, kalian tidak akan memperolehnya : 
1. Seorang Hamba hendaknya tidak berharap kecuali kepada Allah swt Tuhannya
2. Seorang hamba hendaknya hanya takut akan dosa-dosanya. 
3. Seorang yang bodoh hendaknya tidak merasa malu untuk bertanya. 
4. Seorang yang berilmu ketika ditanya tentang sebuah persoalan dan tidak mengetahui jawabannya, hendaknya tidak malu untuk mengatakan, "Allah swt yang Maha Mengetahui." 
5. Bagi Iman, sabar ibarat kepala sebuah tubuh, sehingga tidak ( sempurna ) iman seseorang yang tidak memiliki kesabaran.

Rabu, 04 Agustus 2010

Cinta Sunyi

Saat ini aku terlentang menghadap langit
mencoba tenang dalam galaunya hati
Tak ku temui titik arti dalam mimpi
Semua bergelayut tak bertepi.

Aku disini sendiri menyimpan sepi
Sesunyi cinta ku padamu
yang tersembunyi dan tertutupi oleh kemalangan diri.

Aku hanya punya cinta yang sunyi untukmu
Cinta yang hanya ingin memberi tanpa menuntut lebih

Tak seindah warna warni bunga di taman
Tak ada kupu kupu yang bermesraan peluh
Hanya ada air mata dalam diam.

Sadar diri ini bersembunyi
sadar diri ini tak berarti.

Tapi kumohon,
biarkan cinta ini tetap bersemi di hati yang sunyi

Selasa, 03 Agustus 2010

Al-Habib Abu Bakar bin Abdurrahman As-Seggaf (As-Sakran)

        Beliau digelari dengan As-Sakran (mabuk) , karena beliau mabuk dengan cintanya kepada Allah swt.
Waliyullah Abu Bakar al-sakran dikarunia lima orang anak laki,yaitu: Muhammad al-akbar, Hasan, Abdullah, Ali, dan Ahmad.
       Dari ketiga anaknya yang bernama Abdullah, Ali dan Ahmad menurunkan keluarga al-Aydrus, Syahabuddin, al-Masyhur, al-Hadi, al-Wahath, al-Munawar 
Beliau adalah seorang wali Allah yang mempunyai berbagai macam karamah yang luar biasa. Beliau berasal dari keturunan Al-Ba’alawi. 
       Sebahagian dari karamahnya pernah diceritakan bahawasanya pernah ada dua orang yang datang ke kota Tarim (Hadhramaut) dengan maksud mengunjungi setiap orang terkemuka dari keluarga Al-Ba’alawi yang berada di kota tersebut. Setibanya di suatu masjid jami’ keduanya dapati Syeikh Abu Bakar sedang bersolat di masjid tersebut. Setelah solat Jum’at selesai keduanya menunggu keluarnya Syeikh Abu Bakar dari masjid. Namun beliau tetap duduk beribadat dalam masjid sampai hampir matahari terbenam. Kedua orang itu merasa lapar, tapi keduanya tidak berani beranjak dari masjid sebelum bertemu dengan Syeikh Abu Bakar. 
      Tidak lama kemudian, Syeikh Abu Bakar Asseggaf menoleh kepada mereka berdua sambil berkata: “Ambillah apa yang ada dalam baju ini”. Keduanya mendapati dalam baju Syeikh itu sepotong roti panas. Roti tersebut cukup mengenyangkan perut kedua orang tersebut. Bahkan masih ada sisanya. Kemudian sisa roti itu barulah dimakan oleh Syeikh Abu Bakar”. 
     Ada seorang diceritakan telah meminang seorang gadis. Syeikh Abu Bakar ketika mendengar berita tersebut telah memberikan komentarnya: “Pemuda itu tidak akan mengawini gadis itu, ia akan kawin dengan ibu gadis tersebut”. Apa yang diceritakan oleh Syeikh Abu Bakar tersebut ternyata benar, karena tidak lama kemudian ibu gadis itu diceraikan oleh suaminya. Kemudian pemuda itu membatalkan niat untuk mengahwini gadis tersebut. 
     Bahkan sebagai gantinya ia meminang ibu gadis tersebut. Diceritakan pula bahwa ada serombongan tetamu yang berkunjung di Kota Tarim tempat kediaman Syeikh Abu Bakar Asseggaf. Tamu itu tergerak di hatinya masing-masing ingin makan bubur gandum dan daging. 
     Tepat waktu rombongan tamu itu masuk ke rumah Syeikh Abu Bakar, beliau segera menjamu bubur gandum yang dimasak dengan daging. Kemudian sebahagian dari rombongan tersebut ada yang berkata: “Kami ingin minum air hujan”. Syeikh Abu Bakar berkata kepada pembantunya: “Ambillah bejana itu dan penuhilah dengan air yang ada di mata air keluarga Bahsin”. 
       Pelayan itu segera keluar membawa bejana untuk mengambil air yang dimaksud oleh saudagarnya. Ternyata air yang diambil ari mata air keluarga Bahsin itu rasanya tawar seperti air hujan. 
      Pernah diceritakan bahwasanya ada seorang Qadhi dari keluarga Baya’qub yang mengumpat Syeikh Abu Bakar Asseggaf. Ketika Syeikh Abu Bakar mendengar umpatan itu, beliau hanya berkata: “Insya-Allah Qadhi Baya’qub itu akan buta kedua matanya dan rumahnya akan dirampas jika ia telah meninggal dunia”. 
         Apa yang dikatakan oleh Syeikh Abu Bakar tersebut terlaksana sama seperti yang dikatakan. Ada seorang penguasa yang merampas harta kekayaan seorang pelayan dari keluarga Bani Syawiah. Pelayan itu minta tolong kepada Syeikh Abu Bakar Asseggaf. 
           Pada keesokkan harinya penguasa tersebut tiba-tiba datang kepada pelayan itu dengan mengembalikan semua harta kekayaannya yang dirampas dan dia pun meminta maaf atas segala kesalahannya. Penguasa itu bercerita: “Alu telah didatangi oleh seorang yang sifatnya demikian, demikian, sambil mengancamku jika aku tidak mengembalikan barangmu yang kurampas ini”. Segala sifat yang disebutkan oleh penguasa tersebut sama seperti yang terdapat pada diri Syeikh Abu Bakar. 
       Diceritakan pula oleh sebagian kawannya bahawasanya pernah ada seorang ketika dalam suatu perjalanan di padang pasir bersama keluarganya tiba-tiba ia merasa haus tidak mendapatkan air. Sampai hampir mati rasanya mencari air untuk diminum. Akhirnya ia teringat pada Syeikh Abu Bakar Asseggaf dan menyebut namanya minta pertolongan. Waktu orang itu tertidur ia bermimpi melihat seorang penunggang kuda berkata padanya:
      “Telah kami dengar permintaan tolongmu, apakah kamu mengira kami akan mengabaikan kamu?” Waktu orang itu terbangun dari tidurnya, ia dapati ada seorang Badwi sedang membawa tempat air berdiri di depannya. Badwi itu memberinya minum sampai puas dan menunjukkannya jalan keluar hingga dapat selamat sampai ke tempat tujuan.
Waliyullah Abu bakar al-sakran wafat di Tarim tahun 821 Hijriyah.

Senin, 02 Agustus 2010

Ampuni aku

Tubuhku tiba tiba menggigil, terasa beku.
Saat Engkau ketuk pintu hati ini,dengan begitu lembut.
Namun sanggup membuat batinku bergetar hebat.

Aku terhimpit dalam dosa yang tak bertepi.
Mata hatiku merintih saat dahaga ini mulai merusak hatiku
Batinku bergemuruh saat cahaya itu mulai tertutup hijab kefanaan dunia
Jiwaku mendesah saat kekotoran hati mulai membelenggu ku

Tersingkir aku tersudut dari segala kekhilafanku,
Aku malu padaMu..
Karena Kau selalu menjaga hati ku tetap tenang saat ketidaksadaran ku ini

Aku malu padaMu..
karena Kau selalu menutupi aib ku yang tak diketahui oleh semua makhlukMu.

Aku malu padaMu..
Karena Kau tetap mau memberikan setitik cahaya di hatiku ini.
Hanya dalam sedetik waktu Kau sadarkan aku dalam kefatamorganaan ini.

Ampuni aku Ya Rabb.. ampuni aku.
cintaMu begitu indah,
membuat air mata ini tak mampu mengartikan rasa yang berkecambuk dalam dada.

Sejuta kata pun tak mampu mengungkapkan kedukaan yang ada di hati.

Terima kasih Ya Allah, untuk setitik hidayahMu.
Terima kasih Ya Allah, untuk cinta yang tak terbatas yang Kau beri untukku.
Saat cinta mulai berdzikir, berguncanglah alam dalam alunan nada cinta.
Yang mengalun syahdu.
Yang tercipta hanya untukMu.
Ya Rabb...

Malaikat ku…

 Dalam sekejab mata jiwa ku terbawa angan angan jauh...
ke tempat yg tak pernah ku lihat sebelum nya
Begitu indah di penuhi berjuta warna bunga,
dengan semerbak wangi yang membuat ku terbuai
Di kelilingi ratusan bidadari kecil yang terus menemaniku
tuk buatkan sayap sayap indah nya
Terdengar ribuan suara malaikat yg terus melafadzkan dzikir dzikir cinta kepadaNya
hingga aku ikut terbuai dan melafazkan
sealun dengan suara hembusan angin, gemercik air, bahkan kupu2 yang beterbangan
Semua menggema mengalunkan dzikir cintaNya
Namun tiba tiba, dalam sekelip mata ada sejuta iblis yg ingin menghancurkan kebahagiaanku.
mereka mengepungku hingga aku merasa begitu sesak.
ketakutan seketika menyelimutiku
kelicikan iblis mampu membuat aku benar benar terperosok jauh dari taman itu.
dan tinggal aku menangis terisak isak,
tak ingin kebahagiaan itu secepat ini pergi dan dalam keterpurukan,

ada sesosok cahaya yg datang.tak terlihat, namun dapat kurasakan.
Bayangan itu terus merangkul dalam kepayahanku terus mendekapku dalam ketidakberdayaanku
terus menghangatkanku dalam kebekuanku
dan ku rasakan sesosok bayangan yang kurasakan begitu dekat..sangat dekat.

Ibu... kurasakan kehadiran sosok begitu lekat.
Doa seorang ibu, itu lah yang menguatkan ku
Doa seorang ibu, itulah yang menghangatkanku doa seorang ibu, itulah yang selalu menyertaiku Meski beliau jauh, tapi doa nya sanggup mengalahkan jutaan iblis yang ingin hancurkanku Dan kini, aku kembali mencoba mengepakkan kembali sayap sayap yang hampir patah. dan doa beliau yang semakin melapangkan perjalananku tuk hadapi pertemuanku kelak dengan Dzat yang benar benar pemilik Ruhku Terima kasih ibu... engkaulah Malaikat penolong dan penjagaku Terima kasih Tuhan, Kau kirimkan Beliau sebagai anugrah terindah untukk ku. i love u mam..

Ajarkan lah

 Ajarkanlah aku hidup..
Tentang bagaimana aku harus menyikapi tipu daya nafsuku Ajarkanlah aku hidup..
Untuk membuat diriku menjadi lebih berarti.

Bukan hanya untuk diriku,
tapi juga untuk sahabatku, keluargaku, dan agamaku.

Bagaimana ku harus menyambut dunia, sedang dosaku teramat banyak dan terus menumpuk.
Bagaimana ku harus bersuka ria, sedang aku tak tahu apa aku bisa tersenyum selamanya.

Dunia tak ubah layaknya penjara bagi keimanan dan kebebasan bagi nafsu.

Beribu juta masalah terus hadir tanpa henti dan menggoyahkan aqidah,
lalu apa yang bisa dilakukan oleh wanita lemah sepertiku?

Jangan terlalu fanatik dalam agama, karena bisa membuat kita gila dan stress.
Benarkah kata kata itu?

Bukankah kita harus perpendirian tegas untuk pilihan kita,
lalu apa salah jika mendalami tentang letak kesalahan kita dalam beragama?

Apa salah jika kita mencari arti hidup dari agama?
Karena kita hidup dan memiliki peradaban itu juga karena pengaruh besar dari agama.

Bila seseorang tidak setengah setengah dalam mengkaji,
tidaklah mungkin aqidah yang terbentuk juga setengah.

Bila kita berfikir positif tentang indahnya islam,
tak kan terjadi hal yang diluar batas keagamaan.

Ataukah kini orang yang mampu membedakan hak dan bathil itulah ang disebut gila?
Apakah orang yang mencoba mempertahankan agama itulah yang disebut fanatik?
Lalu siapakah yang harus disalahkan?
Agamanya kah?
atau orang yang berfikiran seperti itu?

Ya.. Hanya dia

Dia… Yang bersahaja, tetap sabar dalam segala kesederhanaan,
tegar dalam segala keterbatasan,
dan tertutupi dengan segala kesempurnaan.

Dia,.. Terus ingin selalu tersenyum meski 1001 masalah tak ubah seperti makanan sehari hari nya.
Dia,.. Hanya Allah yang tahu keindahan hatinya.
Meski tertutup dari pandangan manusia,
tapi kilau cahaya nya tetap mampu menembus dan menggetarkan,
hingga membuat kerinduan dan kehormatan dari penduduk langit.

Dia,… Menjadi kekayaan tersendiri bagi orang yang mampu memahami.

Demi Allah… Tetaplah bersabar,.
karena takkan ada yang sia sia dari perjuangan yang hadir karena Allah.
sesulit apapun masalah, tetap akan ada jalan keluar.
entah itu terbaik atu tidak bagi kita,
tapi yakinlah Allah lebih tahu yang terbaik untuk kita

Imam Abu Hanifah Vs. Ilmuan Kafir (Tentang Ketuhanan)

"Imam Abu Hanifah pernah bercerita : Ada seorang ilmuwan besar, Atheis dari kalangan bangsa Rom, tapi ia orang kafir. Ulama-ulama Islam membiarkan saja, kecuali seorang, yaitu Hammad guru Abu Hanifah, oleh kerana itu dia segan bila bertemu dengannya.

Pada suatu hari, manusia berkumpul di masjid, orang kafir itu naik mimbar dan mau mengadakan diskusi dengan siapa saja, dia hendak menyerang ulama-ulama Islam. Di antara shaf-shaf masjid bangunlah seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah dan ketika sudah berada dekat depan mimbar,
dia berkata: "Inilah saya, hendak diskusi dengan tuan". Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri kerana usia mudanya.

 Namun dia pun berkata: "Katakan pendapat tuan!".
Ilmuwan kafir itu heran akan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya:

Atheis : Pada tahun berapakah Rabbmu dilahirkan?
Abu Hanifah : Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan"
Atheis : Masuk akalkah bila dikatakan bahwa Allah ada pertama yang tidak apa-apa sebelum-Nya?Pada tahun berapa Dia ada?
Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis : Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah : Tahukah tuan tentang perhitungan?
Atheis : Ya.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis : Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan heran kalau sebelum Allah Yang Maha satu yang hakiki tidak ada yang mendahuluiNya?
Atheis : Dimanakah Rabbmu berada sekarang?, sesuatu yang ada pasti ada tempatnya.
Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?, apakah di dalam susu itu keju?
Atheis : Ya, sudah tentu.
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan kepadaku di mana, di bahagian mana tempatnya keju itu sekarang?
Atheis : Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu diseluruh bahagian.
Abu Hanifah : Kalau keju makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta'ala?, Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!
Atheis : Tunjukkan kepada kami zat Rabbmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Abu Hanifah : Pernahkah tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis : Ya, pernah.
Abu Hanifah : sebelumya ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis : Kerana rohnya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?
Atheis : Ya, masih ada. Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seprti gas?
Atheis : Entahlah, kami tidak tahu.

Abu Hanifah : Kalau tuan tidak boleh mengetahui bagaimana zat ataupun bentuk roh yang hanya sebuah makhluk, bagaimana tuan bisa memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta'ala?!!
Atheis : Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?
Abu Hanifah : Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?
Atheis : Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.
Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta'ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.
Atheis : Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?
Abu Hanifah : Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya.
Atheis : Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil dan besar?
Abu Hanifah : Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.
Atheis : Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dinafkahkan?
Abu Hanifah : Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang.

"Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?" tanya Atheis. "Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai.
Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan", pinta Abu Hanifah. Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas.
"Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan.
Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?
".Ilmuwan kafir mengangguk."
Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang ialah bahawa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir yang tidak hak seperti tuan,
Dia akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yang berhak, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu". Para hadirin puas dengan jawaban yang diberikan oleh Abu Hanifah dan begitu pula dengan orang kafir itu.

Renungan Buat Ukhti

Wahai Ukhti….., renungkanlah hal ini…..

Kebahagiaan tetaplah rahasia Ilahi, meskipun ‘sejuta manusia’ menggapai langit dan menggali bumi, demi kebahagiaan sejati. Keyakinan terhadap takdir, menjunjung manusia ke arah ketabahan, kepasrahan dan keteduhan hati. Keihlasan, bak mutiara terpendam, menyorotkan cahaya pasrah, menyambut keridhoan ilahi. Peneladanan terhadapmu, wahai Nabiku, seringkali menggeser segala kesukaan kami terhadap segenap penghuni bumi. Itulah sebabnya, kehambaan kami bertahan hingga kini. Saudari muslimah, berbahagialah dengan takdirmu, niscaya keabadian menghampirimu dengan segala keindahannya. Saudari muslimah, berbahagialah dengan keislamanmu, niscaya surga dunia, juga surga akhirat, berkenan menyambutmu…

Wahai Ukhti….., pikirkanlah hal ini…..

Ukhti…Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho tuhanmu, bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya akan di jadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan, jangan sampai ya ukhti……….

Ukhti…tertutupnya tubuhmu Tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri anti sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manis mu. jangan sampai ya ukhti……….

Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi akankah kelembutan suara anti sama dengan lembutnya kasihmu pada sauadaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu

Ukhti…lembutnya Parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat penderitaan orang lain, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.

Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuhanmu dengan bangun di tengah malam dan di temani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan dan di nina bobokan dengan mimpi-mimpi dunia bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.


Ukhti…Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa, mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang anti dapatkan, ataukah anti tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan yaitu maksiat.

Ukhti…cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri anti sendiri, pernahkah anti menyadari bahwa kecantikan yang anti punya hanya tiitpan ketika muda, apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan anti masih terlihat cantik.

Ukhti…tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk berani menundukan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan anti hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu,

Ukhti…lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba anti perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahkan keluarga anti sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang anti rasakan, bisa jadi salah satu dari kleuargamu masih gemar bermaksiat, sanggupkah anti menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemulyaan islam

Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang kholikmu, anti adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul di jaga olehmu, banyak cara yang harus anti lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba….

Ukhti…Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri, masih kah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan ujub, pernahkah anti membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah di raih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas di tas rata-rasat akhwat yang lain, sekeras itukah haitmu, lalu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu

Ukhti…rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infakmu ke mesjid atau mushola, sadarkah anti kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terliat kosong dan menghawatirkan, tidakkah anti memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang anti masukan, maukah anti di beri rizki sepelit itu.

Ukhti…rutinnya ta’limmu tidak menjamin serutin puasa sunah senin kamis yang anti laksanakan , kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk di laksankan tapi, semangat ruhani tanpa di sadari turun drastis, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang di rasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati anti, makanan fisik yang anti pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi

Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang anti lewati, sikap ramahmu pada orang anti temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuex dan menyebalkan, kalau itu kenyataanya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap dakwah kita., ingat!!! Dakwah tidak memerlukan anti tapi… antilah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah

Ukhti…rajinnya shalat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti rosulullah sebagai panutanmu,

Ukhti…ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang kholikmu, masihkah anti senang bermanjaan dengan tuhanmu dengan shalat duhamu, shalat malammu?

Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah anti ketika sang ikhwan akan segara menghampirimu

Ukhti…masih ingatkah anti terhadap pepatah yang masih teringiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang ikhwan akan menjemputmu di pelaminan hijaumu

Ukhti…Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga rabbmu. maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu

Ukhti…muhasabah yang anti lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan sikap anti yang di lakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, anti tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang baik hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik

Ukhti…pernahkah anti bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang anti pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang solehah, kenapa tidak dari sekarang anti mempersiapkan diri menjadi seorang yang solehah

Ukhti…apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri anti, seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya akan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa Bantu 0rang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan anti akan mendapat gelar akhwat solehah,

Ukhti… hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah anti menjaga izzah yang anti punya, atau sebaliknya anti bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang lain, kadang orang lain akan mempunyai persepsi di sama ratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang lain, jadi kalo anti sendiri membuat kekeliruan dalam akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain

Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah, siapkah anti sekarang menjadi istri solehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang

Kenapa Menengadahkan Tangan ke Langit Saat Berdoa

       Salah satu ulama Al Azhar, Al Muhaddits Syeikh Ahmad bin Shiddiq Al Ghumari Al Maghribi (1380 H) telah menyebutkan alasan kenapa disyariatkan menengadahkan tangan ke langit saat berdoa.
      Dalam kitab beliau, Al Manhu Al Mathlubah fi Istihbabi Raf’i Al Yadaini fi Ad Du’a` ba’da As Shalawati Al Maktubah (hal.61), beliau mengatakan,” Jika ada yang mengatakan,’kalau Allah Ta’ala terbebas dari arah, lantas kenapa menengadahkan tangan ke langit saat berdoa?’” 
      Beliau menjawab pertanyaan itu dengan jawaban Imam At Thurthusi (529 H), ulama Malikiyah dari Iskandariyah, yang termaktub dalam Ithaf As Sadah Al Muttaqin, syarah Ihya Ulum Ad Din (5/34,35). 
      Dalam jawaban itu, At Thurthusi memberikan dua jawaban: 
   Pertama: Hal itu berkenaan dengan masalah ubudiyah, seperti menghadap kiblat saat melaksanakan shalat, dan meletakkan kening ke bumi saat sujud, yang juga mensucikan Allah dari tempat, baik itu Ka’bah maupun tempat sujud. Sehingga, seakan-akan langit merupakan kiblat saat berdoa. 
   Kedua : Karena langit adalah tempat turunnya rizki, rahmat dan keberkahan, sebagaimana hujan turun dari langit ke bumi. Demikian pula, langit merupakan tempat para malaikat, dimana Allah memutuskan maka perintah itu tertuju kepada mereka, hingga mereka menurunkannya ke penduduk bumi. 

    Ringkasnya, langit adalah tempat pelaksanaan keputusan, maka doa ditujukan ke langit. Jawaban At Thurtusi di atas sejatinya merujuk kepada jawaban Al Qadhi Ibnu Qurai’ah (367 H), saat ditanya oleh Al Wazir Al Muhallabi (352 H), seorang menteri Baghdad yang amat dekat dengan para ulama. Dimana suatu saat Al Muhallabi menanyakan,“Saya melihatmu menengadahkan tangan ke langit dan merendahkan kening ke bumi, di mana sebenarnya Dia (Allah Ta’ala)?
    Ibnu Qurai’ah menjawab,”Sesungguhnya kami menengadahkan tangan ke tempat-tempat turunnya rizki. Dan merendahkan kening-kening kami ke tempat berakhirnya jasad-jasad kami. Yang pertama untuk meminta rizki, yang ke dua untuk menghindari keburukan tempat kematian. 

    Tidakkah engkau mendengar firman Allah Ta’ala (yang maknanya),”Dan di langit rizki kalian dan apa-apa yang dijanjikan.” (Ad Dzariayat: 22). Dan Allah Ta’ala berfirman (yang maknya),”Darinya Kami ciptakan kalian, dan padanya Kami kembalikan kalian.” (Thaha: 55)

_______ Dinukil dari Al Manhu Al Mathlubah fi Istihbabi Raf’i Al Yadaini fi Ad Du’a` ba’da As Shalawati Al Maktubah, Maktab Al Mathbu’at Al Islamiyah, cet 2 (2004) dengan tahqiq Syeikh Al Muhaddits Abdu Al Fattah Abu Ghuddah.

6 Perkara Yang Allah Sembunyikan

       Allah SWT selesai menciptakan Jibril as dengan bentuk yang cantik, danAllah menciptakan pula baginya 600sayap yang panjang , sayap itu antara timur dan barat (ada pendapat lain menyatakan 124, 000 sayap). Setelah itu Jibril as memandang dirinya sendiri dan berkata: 
"Wahai Tuhanku, adakah engkau menciptakan makhluk yang lebih baikdaripada aku?." 
Lalu Allah swt berfirman yang bermaksud.. 
"Tidak" Kemudian Jibrail as berdiri serta solat dua rakaat karena syukur kepada Allah swt. dan tiap-tiap rakaat itu lamanya 20,000 tahun. 

Setelah selesai Jibril as solat, maka Allah SWT berfirman yang bermaksud. "Wahai Jibril, kamu telah menyembah aku dengan ibadah yang bersungguh-sungguh, dan tidak ada seorang pun yang menyembah kepadaku seperti ibadat kamu, akan tetapi di akhir zaman nanti akan datang seorang nabi yang mulia yang paling aku cintai,namanya Muhammad.' 
Dia mempunyai umat yang lemah dan sentiasa berdosa,sekiranya mereka itu mengerjakan solat dua rakaat yang hanya sebentar saja, dan mereka dalam keadaan lupa serta serba kurang, fikiran mereka melayang bermacam-macam dan dosa mereka pun besar juga. Maka demi kemuliaannKu dan ketinggianKu, sesungguhnya solat mereka itu aku lebih sukai dari solatmu itu. Kerana mereka mengerjakan solat atas perintahKu, sedangkan kamu mengerjakan solat bukan atas perintahKu." 

Kemudian Jibril as berkata: "YaTuhanku, apakah yang Engkau hadiahkankepada mereka sebagai imbalan ibadah mereka?" Lalu Allah berfirman yang bermaksud. "Ya Jibril, akan Aku berikan syurga Ma'waa sebagai tempat tinggal..." Kemudian Jibrail as meminta izin kepada Allah untuk melihat syurga Ma'waa. 

Setelah Jibral as mendapat izin dari Allah SWT maka pergilah Jibril as dengan mengembangkan sayapnya dan terbang, setiap dia mengembangkan dua sayapnya dia boleh menempuh jarak perjalanan 3000 tahun, terbanglah malaikat jibril as selama 300 tahun sehingga ia merasa letih dan lemah dan akhirnya dia turun singgah berteduh di bawah bayangan sebuah pohon dan dia sujud kepada Allah SWT lalu ia berkata dalam sujud: "Ya Tuhanku apakah sudah aku menempuh jarak perjalanan setengahnya, atau sepertiganya, atau seperempatnya? " 
Kemudian Allah swt berfirman yang bermaksud. "Wahai Jibril, kalau kamu dapat terbang selama 3000 tahun dan meskipun aku memberikan kekuatan kepadamu seperti kekuatan yang engkau miliki, lalu kamu terbang seperti yang telah kamu lakukan, niscaya kamu tidak akan sampai kepada sepersepuluh dari beberapa perpuluhan yang telah Ku berikan kepada umat Muhammad terhadap imbalan solat dua rakaat yang mereka kerjakan.... ." Marilah sama2 kita fikirkan dan berusaha lakukan... Sesungguhnya Allah S.W.T telah menyembunyikan enam perkara iaitu : 
• Allah S.W.T telah menyembunyikan ridha-Nya dalam taat.
• Allah S.W.T telah menyembunyikan murka-Nya di dalam maksiat. 
• Allah S.W.T telah menyembunyikan nama-Nya yang Maha Agung di dalamAl-Quran.
• Allah S.W.T telah menyembunyikan Lailatul Qadar di dalam bulan Ramadhan.
• Allah S.W.T telah menyembunyikan solat yang paling utama di dalam solat(yang lima waktu).
• Allah S.W.T telah menyembunyikan  hari kiamat didalam semua hari.   

TUHAN TAHU

Berdoa dan Mengucap syukurlah bila Tuhan menjawab doamu karena Ia menyertaimu.

Berdoa dan Mengucap syukurlah bila Tuhan memberi mu damai sejahteraNya
Karena Ia menghibur dan mengajarimu melangkah hari demi hari yang berat.

Berdoa dan mengucap syukurlah walaupun bebanmu berat.
Karena Ia mengajarimu untuk merasakan dan meringankan beban sesamamu.

Berdoa dan Mengucap Syukurlah walaupun semua berada diluar rencanamu
Karena Ia sedang mengajarimu berjalan dalam rencanamu

Berdoa dan Mengucap syukurlah walaupun engkau difitnah dan dihina.
Karena Ia sedang mengajarimu merendahkan diri dan memaafkan sesamamu.

Jika Kau merasa kalah, lelah, dan tak berdaya dan usaha sepertinya sia sia
Tuhan Tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika Kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih
Tuhan sudah menghitung airmatamu.

Jika kau fikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu  dan waktu terasa berlalu begitu saja
Tuhan sedang menunggu bersamamu.

Ketika kau fikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tak tahu hendak berbuat apalagi
Tuhan tahu jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan
Tuhan dapat menenangkanmu.

Jika tiba tiba Kau melihat jejak jejak harapan,
Tuhan sedang berbisik padamu.

Ketika sesuatuyang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban,
Tuhan telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi mimpi untuk digenapi,
Tuhan sudah membuka matamu dan memanggil manggil namamu.

Karena Tuhan akan mengabulkan setiap doa dengan caraNya sendiri
Mungkin dengan cara yang tak pernah sama sekali anda duga.

Ingat...!!
Bahwa dimanapun Kau atau Kapanpun Kau Menghadap....

                 TUHAN TAHU........!!!!


Minggu, 01 Agustus 2010

Ziarah Kubra 2010

Ritual haul dan ziarah kubra ulama dan auliya Palembang Darussalam sudah berlangsung sejak Jumat. Puncaknya, kemarin (1/8). Ribuan umat melakukan ziara kubra. Apa yang istimewa dari tradisi menyambut Ramadan tersebut pakaian serbaputih membalut tubuh sekitar 10 ribu umat muslim berjalan perlahan – lahan. Menyusuri  sepanjang Jl Slamet Riyadi, pagi kemarin (1/8). Mereka mengikuti kegiatan ziarah kubra yang dilakukan menjelang berakhirnya bulan Syaban.
Dinamakan ziara kubra karena yang disinggahi tak hanya makan makam keluarga. Tapi juga makam ulama dan para wali Allah. “Saya tidak ikut, Mas. Sekali setahun,” ujar seorang peziara yang keturunan Arab itu.
Memang, sejak pukul 06.00 WIB, umat muslim berkumpul di Perkampungan Alawiyin Sungai Bayas. Setelah melakukan pembacaan Yasin dan doa, pukul 08.30 WIB mereka berjalan menuju Makam Al-Habib Pangeran Syarif Ali bin Syeikh Abubakar.
Perjalanan disemarakkan oleh tetabuhan hajir marawis dan untaian kasidah. Di samping,  ada umbul-umbul bertuliskan kalimat Tauhid, asmaul husna dan Asmaun Nabi saw.
Di makam Al-Habib Pangeran Syarif Ali, umat berziarah melakukan salam ziarah, ziarah muktasor dan doa serta pembacaan qosidah shofat li. Selesai, mereka melanjutkan perjalanan menuju Pemakaman Kawah Tekurep. Kemudian, menuju pemakaman auliya dan Habaib Kambang Koci. Di tempat terakhir, umat melakukan ziarah, pembacaan yasin, Tahlil dan doa, Qasidah, Qiroah Quran dan sebagainya.
"Ini puncak dari rangkaian kegiatan haul dan ziarah kubra ulama dan auliya Palembang Darussalam yang dimulai sejak Jumat lalu," ujar Ust Syukri Ali Shahab, Ketua Panitia Haul dan Ziarah Kubra Ulama dan Auliya Palembang Darussalam kepada Sumatera Ekspres yang sejak pagi mengikuti rangkaian acara.
Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan tradisi turun temurun, khususnya yang dilakukan kaum Alawiyin Palembang. "Acara melibatkan keluarga Kesultanan Palembang Darussalam mengingat eratnya hubungan kekeluargaan kaum alwiyin dengan para Sultan di Kesultanan Palembang Darussalam. Kegiatan ini biasanya dilakukan dari Jumat-Minggu awal di 10 hari terakhir bulan Syaban," bebernya.
Hadir para alim ulama dan sesepuh Habaib Kota Palembang. Ada juga ulama dan tamud ari luar kota dan luar negeri. "Seperti dari Jawa dan Kalimantan. Kemudian dari Mekkah dan Madinah (Arab Saudi), Yaman, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Pattaya Thailand dan sebagainya," tambahnya.
Diketahui, hari pertama acara, Jumat, umat berkunjung ke pemakaman auliya dan Habaib Al-Habib Ahmad bin Syeikh Shahab (Gubah Duku) dan Makam Al-Habib Aqil bin Muhammad bin Yahya (Datuk Aqil) di Jl Dr M Isa Lr Gubah, 8 Ilir Palembang. Perjalanan mulai dari masjid Darul Muttaqien. Kemudian haul dan ziarah ke Al Habib Aqil bin Muhammad bin Yahya yang makamnya terletak di Jl Dr M Isa (Dekat simpang empat Veteran).
Hari kedua atau Sabtu, ziarah ke pemakaman auliya dan habaib Seberang Ulu di Telaga Sewidak (14 Ulu) dan Babus Salam atau As-Segaf. Perjalanan dimulai dari kediaman Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Habsyi, Kampung Karang Panjang, 12 Ulu.
Kemudian Sabtu sore atau kegiatan ketiga, dilakukan haul seorang waliyullah besar yang menjadi penghulu sebagian nasab Sadah Ba'alawi yakni, Al-Faqihil Muqqadam Tsani Al-Imam Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Maula Ad-Dawilaih RA. Ia  seorang tokoh utama para wali dan ulama dari Ahlil Bait Alawiyin di Gedung Ba'alawi Jl Ali Gathmir, 10 Ilir, Sei Bayas.
"Dan kegiatan keempat berupa haul Al habib Abdullah bin Idrus bin Shahab dan Al-habib Abdurrahman bin Ahmad Al-bin hamid pada Minggu pagi sebelum acara puncak Ziarah Kubra di Perkampungan Alawiyin Sungai Bayas, 8 Ilir Kuto Batu," tambahnya.
     Terakhir atau keenam dalam rangkaian kegiatan tersebut adalah wisata bahari menyusuri Sungai Musi serta ziarah ke pulau kemaro. Katanya, Pulau Kemaro menjadi saksi bisu sejarah perjuangan kesultanan Palembang Darussalam melawan Belanda. "Kemudian, dilanjutkan berziarah ke makam Kyai Merogan yang merupakan Waliyullah. Berjasa besar dalam dakwah Islam di Palembang, Minggu sore dimulai dari BKB," katanya..
Ia mengungkapkan, dalam wisata bahari tersebut, peziarah diajak melihat bukti-bukti kejayaan Islam di sepanjang pesisir Sungai Musi. "Mulai dari Masjid bersejerah, mushala yang menghiasi perkampungan di pesisir sungai. Perkampungan Alawiyin di Seberang Ilir dan Ulu seperti, kampung As-Segaf, Al-kaf, Al-Haddad, Al-Munawwar, Al-Fakhr, Al-Aidit, Al-habsyi dan sebagainya," tukasnya.
    Habib Gasim, Koordinator Konvoi Haul dan Ziarah Kubra Ulama dan Auliya Palembang Darussalam menambahkan, makna dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk menjalin silaturahmi antar umat Islam dan sebagai mercusuar umat Islam di Palembang. "Ini juga merupakan syiar Islam dalam dakwah untuk menjalin kebersamaan antara umat Islam," imbuhnya.

Jika kematian menghampiri

Ya Rasulullah..
Jika kematian kan segera mejemputku
apakah engkau akan merasa senang menjemputku?
Atau kah Engkau enggan menemui ku?!
Yang tetap menjadi umatmu yang bodoh dan merugi
Hanya puing puing kehancuran yang akan menimpaku
dengan rasa sakit saat malaikat maut mencoba mencekik aliran darahku..
hingga nafasku tersengal sengal

Dengan wujud apa Sang Pembawa berita kematian menghampiriku??
Dengan indah dan wanginya syurga? atau justru dengan panas dan baunya neraka??
Termasuklah aku dalam keadaan yang merugi jika aku termasuk orang yang tak Engkau kehendaki untuk dekat denganMu.

Setelah aku berucap teduh dengan cintaMu,
Setelah aku menangis karena merindukanMu

Jika kematian menghinggapiku,
Ku mohon tetapkan aku menjadi pengikut RasulMu yang teguh.

Jagalah cintaku untukMu, Ya Allah..
Agar rasa sakit pada sakratul maut tak terasa karena itu adalah jalanku untuk menghadapMu
Jangan Kau siksa aku di kubur yang sempit.
Hukumlah aku d dunia, walau harus ku terima cambukan, tapi jangan hukum aku disana!

Saat para pencintaMu yang penuh damba Engkau rangkum dengan mesra.
aku tertinggal sendiri menerima hukuman bersama ahli neraka

Bimbinglah aku Ya Rasul, agar Engkau mau memberiku jalan tuk dapatkan syafa'atmu
Aku ini hanya insan yang lemah, hina, lagi papa.
lalu hendak kemana ku cari Engkau jika jarak kita begitu jauh?

Aku selalu bermimpi..berkhayal..
dalam ketidakberdayaanku menghadapi beban sulitnya akherat
Engkau datang padaku dan tersenyum padaku
Airmata kehancuran menjadi bening air mata bahagia tak terkira
Saat aku mencium aroma syurga dan cahaya Rabbi dari wujudmu.
Kau mengulurkan tanganmu, layaknya seorang ayah yang enggan meninggalkan anaknya dalam sepi.
Tak kuasa ku meraih tanganmu, namun Kau tetap sabar.

Bantu aku Ya Rasul,. agar apa yang aku impiakan menjadi nyata dan berarti
dalam kehidupan ku.. dan dalam kematianku. 

Apa kabarmu??

Apa Kabarmu Ya Rasulullah?
Tidakkah Engkau sedang bersenang senang di Taman Syurga?
Ataukah Engkau justru sedang menangisi umatmu yang kian mengecewakanmu?

Entah kemana mereka mencari kebenaran.. keadilan..
Bukan lagi dari Al Qur'an yang jelas nyata dan diyakini kebenaran isinya
Bukan pula dari Hadist dang diriwayatkan dari orang yang terpilih dan berasal dari kalammu.

Kemana keadilan sebenarnya??
Engkau begitu mencintai ummatmu..
tapi Engkau justru dicampakan dalam kehinaan dan kebinasaan.

Maafkan kami ummatmu Ya Rasul..
Ampuni kami karena tidak bisa menjaga amanahmu.

Apakah Engkau terluka? Apakah Engkau menangis?
Jangan Ya Rasul.. Jangan Menangis!!
Karena tangisanmu adalah kepedihan para penduduk langit dan bumi.

Kuatlah Ya Rasul.. Kuatlah Wahai cahayaku!
dan Kuatkan kami.. bantu kami..
Tuk beri kami jalan kesabaran dalam dunia
Serupa halnya kesabaranmu menghadapi jutaan cobaan hidupmu

Lindungi kami Ya Rasul..Lindungi Kami,. Ummatmu!!