Minggu, 01 Agustus 2010

Ziarah Kubra 2010

Ritual haul dan ziarah kubra ulama dan auliya Palembang Darussalam sudah berlangsung sejak Jumat. Puncaknya, kemarin (1/8). Ribuan umat melakukan ziara kubra. Apa yang istimewa dari tradisi menyambut Ramadan tersebut pakaian serbaputih membalut tubuh sekitar 10 ribu umat muslim berjalan perlahan – lahan. Menyusuri  sepanjang Jl Slamet Riyadi, pagi kemarin (1/8). Mereka mengikuti kegiatan ziarah kubra yang dilakukan menjelang berakhirnya bulan Syaban.
Dinamakan ziara kubra karena yang disinggahi tak hanya makan makam keluarga. Tapi juga makam ulama dan para wali Allah. “Saya tidak ikut, Mas. Sekali setahun,” ujar seorang peziara yang keturunan Arab itu.
Memang, sejak pukul 06.00 WIB, umat muslim berkumpul di Perkampungan Alawiyin Sungai Bayas. Setelah melakukan pembacaan Yasin dan doa, pukul 08.30 WIB mereka berjalan menuju Makam Al-Habib Pangeran Syarif Ali bin Syeikh Abubakar.
Perjalanan disemarakkan oleh tetabuhan hajir marawis dan untaian kasidah. Di samping,  ada umbul-umbul bertuliskan kalimat Tauhid, asmaul husna dan Asmaun Nabi saw.
Di makam Al-Habib Pangeran Syarif Ali, umat berziarah melakukan salam ziarah, ziarah muktasor dan doa serta pembacaan qosidah shofat li. Selesai, mereka melanjutkan perjalanan menuju Pemakaman Kawah Tekurep. Kemudian, menuju pemakaman auliya dan Habaib Kambang Koci. Di tempat terakhir, umat melakukan ziarah, pembacaan yasin, Tahlil dan doa, Qasidah, Qiroah Quran dan sebagainya.
"Ini puncak dari rangkaian kegiatan haul dan ziarah kubra ulama dan auliya Palembang Darussalam yang dimulai sejak Jumat lalu," ujar Ust Syukri Ali Shahab, Ketua Panitia Haul dan Ziarah Kubra Ulama dan Auliya Palembang Darussalam kepada Sumatera Ekspres yang sejak pagi mengikuti rangkaian acara.
Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan tradisi turun temurun, khususnya yang dilakukan kaum Alawiyin Palembang. "Acara melibatkan keluarga Kesultanan Palembang Darussalam mengingat eratnya hubungan kekeluargaan kaum alwiyin dengan para Sultan di Kesultanan Palembang Darussalam. Kegiatan ini biasanya dilakukan dari Jumat-Minggu awal di 10 hari terakhir bulan Syaban," bebernya.
Hadir para alim ulama dan sesepuh Habaib Kota Palembang. Ada juga ulama dan tamud ari luar kota dan luar negeri. "Seperti dari Jawa dan Kalimantan. Kemudian dari Mekkah dan Madinah (Arab Saudi), Yaman, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Pattaya Thailand dan sebagainya," tambahnya.
Diketahui, hari pertama acara, Jumat, umat berkunjung ke pemakaman auliya dan Habaib Al-Habib Ahmad bin Syeikh Shahab (Gubah Duku) dan Makam Al-Habib Aqil bin Muhammad bin Yahya (Datuk Aqil) di Jl Dr M Isa Lr Gubah, 8 Ilir Palembang. Perjalanan mulai dari masjid Darul Muttaqien. Kemudian haul dan ziarah ke Al Habib Aqil bin Muhammad bin Yahya yang makamnya terletak di Jl Dr M Isa (Dekat simpang empat Veteran).
Hari kedua atau Sabtu, ziarah ke pemakaman auliya dan habaib Seberang Ulu di Telaga Sewidak (14 Ulu) dan Babus Salam atau As-Segaf. Perjalanan dimulai dari kediaman Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Habsyi, Kampung Karang Panjang, 12 Ulu.
Kemudian Sabtu sore atau kegiatan ketiga, dilakukan haul seorang waliyullah besar yang menjadi penghulu sebagian nasab Sadah Ba'alawi yakni, Al-Faqihil Muqqadam Tsani Al-Imam Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Maula Ad-Dawilaih RA. Ia  seorang tokoh utama para wali dan ulama dari Ahlil Bait Alawiyin di Gedung Ba'alawi Jl Ali Gathmir, 10 Ilir, Sei Bayas.
"Dan kegiatan keempat berupa haul Al habib Abdullah bin Idrus bin Shahab dan Al-habib Abdurrahman bin Ahmad Al-bin hamid pada Minggu pagi sebelum acara puncak Ziarah Kubra di Perkampungan Alawiyin Sungai Bayas, 8 Ilir Kuto Batu," tambahnya.
     Terakhir atau keenam dalam rangkaian kegiatan tersebut adalah wisata bahari menyusuri Sungai Musi serta ziarah ke pulau kemaro. Katanya, Pulau Kemaro menjadi saksi bisu sejarah perjuangan kesultanan Palembang Darussalam melawan Belanda. "Kemudian, dilanjutkan berziarah ke makam Kyai Merogan yang merupakan Waliyullah. Berjasa besar dalam dakwah Islam di Palembang, Minggu sore dimulai dari BKB," katanya..
Ia mengungkapkan, dalam wisata bahari tersebut, peziarah diajak melihat bukti-bukti kejayaan Islam di sepanjang pesisir Sungai Musi. "Mulai dari Masjid bersejerah, mushala yang menghiasi perkampungan di pesisir sungai. Perkampungan Alawiyin di Seberang Ilir dan Ulu seperti, kampung As-Segaf, Al-kaf, Al-Haddad, Al-Munawwar, Al-Fakhr, Al-Aidit, Al-habsyi dan sebagainya," tukasnya.
    Habib Gasim, Koordinator Konvoi Haul dan Ziarah Kubra Ulama dan Auliya Palembang Darussalam menambahkan, makna dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk menjalin silaturahmi antar umat Islam dan sebagai mercusuar umat Islam di Palembang. "Ini juga merupakan syiar Islam dalam dakwah untuk menjalin kebersamaan antara umat Islam," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar