Ritual haul dan ziarah kubra ulama dan auliya Palembang Darussalam
sudah berlangsung sejak Jumat. Puncaknya, kemarin (1/8). Ribuan umat
melakukan ziara kubra. Apa yang istimewa dari tradisi menyambut Ramadan
tersebut pakaian serbaputih membalut tubuh sekitar 10 ribu umat muslim
berjalan perlahan – lahan. Menyusuri sepanjang Jl Slamet Riyadi, pagi
kemarin (1/8). Mereka mengikuti kegiatan ziarah kubra yang dilakukan
menjelang berakhirnya bulan Syaban.
Dinamakan
ziara kubra karena yang disinggahi tak hanya makan makam keluarga. Tapi
juga makam ulama dan para wali Allah. “Saya tidak ikut, Mas. Sekali
setahun,” ujar seorang peziara yang keturunan Arab itu.
Memang,
sejak pukul 06.00 WIB, umat muslim berkumpul di Perkampungan Alawiyin
Sungai Bayas. Setelah melakukan pembacaan Yasin dan doa, pukul 08.30
WIB mereka berjalan menuju Makam Al-Habib Pangeran Syarif Ali bin
Syeikh Abubakar.
Perjalanan disemarakkan oleh tetabuhan hajir
marawis dan untaian kasidah. Di samping, ada umbul-umbul bertuliskan
kalimat Tauhid, asmaul husna dan Asmaun Nabi saw.
Di makam
Al-Habib Pangeran Syarif Ali, umat berziarah melakukan salam ziarah,
ziarah muktasor dan doa serta pembacaan qosidah shofat li. Selesai,
mereka melanjutkan perjalanan menuju Pemakaman Kawah Tekurep. Kemudian,
menuju pemakaman auliya dan Habaib Kambang Koci. Di tempat terakhir,
umat melakukan ziarah, pembacaan yasin, Tahlil dan doa, Qasidah, Qiroah
Quran dan sebagainya.
"Ini puncak dari rangkaian kegiatan haul dan
ziarah kubra ulama dan auliya Palembang Darussalam yang dimulai sejak
Jumat lalu," ujar Ust Syukri Ali Shahab, Ketua Panitia Haul dan Ziarah
Kubra Ulama dan Auliya Palembang Darussalam kepada Sumatera Ekspres
yang sejak pagi mengikuti rangkaian acara.
Menurut dia, kegiatan
tersebut merupakan tradisi turun temurun, khususnya yang dilakukan kaum
Alawiyin Palembang. "Acara melibatkan keluarga Kesultanan Palembang
Darussalam mengingat eratnya hubungan kekeluargaan kaum alwiyin dengan
para Sultan di Kesultanan Palembang Darussalam. Kegiatan ini biasanya
dilakukan dari Jumat-Minggu awal di 10 hari terakhir bulan Syaban,"
bebernya.
Hadir para alim ulama dan sesepuh Habaib Kota Palembang.
Ada juga ulama dan tamud ari luar kota dan luar negeri. "Seperti dari
Jawa dan Kalimantan. Kemudian dari Mekkah dan Madinah (Arab Saudi),
Yaman, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Pattaya Thailand dan
sebagainya," tambahnya.
Diketahui, hari pertama acara, Jumat, umat
berkunjung ke pemakaman auliya dan Habaib Al-Habib Ahmad bin Syeikh
Shahab (Gubah Duku) dan Makam Al-Habib Aqil bin Muhammad bin Yahya
(Datuk Aqil) di Jl Dr M Isa Lr Gubah, 8 Ilir Palembang. Perjalanan
mulai dari masjid Darul Muttaqien. Kemudian haul dan ziarah ke Al Habib
Aqil bin Muhammad bin Yahya yang makamnya terletak di Jl Dr M Isa
(Dekat simpang empat Veteran).
Hari kedua atau Sabtu, ziarah ke
pemakaman auliya dan habaib Seberang Ulu di Telaga Sewidak (14 Ulu) dan
Babus Salam atau As-Segaf. Perjalanan dimulai dari kediaman Al-Habib
Ahmad bin Hasan Al-Habsyi, Kampung Karang Panjang, 12 Ulu.
Kemudian
Sabtu sore atau kegiatan ketiga, dilakukan haul seorang waliyullah
besar yang menjadi penghulu sebagian nasab Sadah Ba'alawi yakni,
Al-Faqihil Muqqadam Tsani Al-Imam Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad
Maula Ad-Dawilaih RA. Ia seorang tokoh utama para wali dan ulama dari
Ahlil Bait Alawiyin di Gedung Ba'alawi Jl Ali Gathmir, 10 Ilir, Sei
Bayas.
"Dan kegiatan keempat berupa haul Al habib Abdullah bin
Idrus bin Shahab dan Al-habib Abdurrahman bin Ahmad Al-bin hamid pada
Minggu pagi sebelum acara puncak Ziarah Kubra di Perkampungan Alawiyin
Sungai Bayas, 8 Ilir Kuto Batu," tambahnya.
Terakhir atau
keenam dalam rangkaian kegiatan tersebut adalah wisata bahari menyusuri
Sungai Musi serta ziarah ke pulau kemaro. Katanya, Pulau Kemaro menjadi
saksi bisu sejarah perjuangan kesultanan Palembang Darussalam melawan
Belanda. "Kemudian, dilanjutkan berziarah ke makam Kyai Merogan yang
merupakan Waliyullah. Berjasa besar dalam dakwah Islam di Palembang,
Minggu sore dimulai dari BKB," katanya..
Ia mengungkapkan, dalam
wisata bahari tersebut, peziarah diajak melihat bukti-bukti kejayaan
Islam di sepanjang pesisir Sungai Musi. "Mulai dari Masjid bersejerah,
mushala yang menghiasi perkampungan di pesisir sungai. Perkampungan
Alawiyin di Seberang Ilir dan Ulu seperti, kampung As-Segaf, Al-kaf,
Al-Haddad, Al-Munawwar, Al-Fakhr, Al-Aidit, Al-habsyi dan sebagainya,"
tukasnya.
Habib Gasim, Koordinator Konvoi Haul dan Ziarah Kubra
Ulama dan Auliya Palembang Darussalam menambahkan, makna dari
pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk menjalin silaturahmi antar
umat Islam dan sebagai mercusuar umat Islam di Palembang. "Ini juga
merupakan syiar Islam dalam dakwah untuk menjalin kebersamaan antara
umat Islam," imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar